4 Goa bersejarah di Aceh, cocok bagi yang hobi berpetualang.

1. GUA SARANG
Hobby berpertualangan??.. Inilah salah satu objek wisata di Pulau Weh yaitu Gua Sarang, tepatnya di Desa Iboih Kecamatan Sukakarya. Merupakan obyek wisata yang sangat diminati oleh pecinta alam dengan panoramanya yang alami dan  udaranya yang segar.
Karena letaknya yang diapit oleh Pantai Pasir Putih dan Lhong Angen, Untuk menuju ke lokasi ini Anda harus menempuh hutan dan tebing curam yang sedikit terjal dan menyusuri pinggiran pantai Balek Gunung dengan berjalan diatas batu-batu di tepi pantai sebelum sampai ke lokasi gua tersebut. dibutuhkan energi dan stamina yang benar-benar ektra.
Obyek wisata ini juga termasuk kedalam kawasan hutan lindung, Hal inilah yang menjadi para petualang semakin menyukainya. hal ini juga Perjalanan anda akan terbayarkan dengan keindahan alamnya yang sangat mempesona. Jangan lupa jika anda berlibur kesabang mohon untuk tetap menjaga kelestarian Gua Sarang dan buanglah sampah pada tempatnya agar tetap terjaga keasriannya dan tetap dapat dinikmati oleh generasi kita kelak. selamat berpetualang untuk para wisatawan.
Bagi yang berlibur di pulau weh, jangan lewatkan untuk mencoba kuliner di daerah tersebut, seperti
Mie Aceh Jalak

Setelah menikmati pemandangan GOA SARANG di Pulau Weh, ada baiknya mencoba kuliner khas Pulau tersebut. 7 Kuliner masakan aceh sabang yang patut di coba


2. GUA LOYANG KARO


Menurut pemandu  Sejarah  gua ini ada dua versi :

Versi yang pertama menyebutkan bahwa dulunya gua loyang karo atau gua kerbau masyarakat menyebutnya, ini merupakan jalan pintas bagi masyarakat menuju ke takengon untuk berdagang dengan mengembalakan kerbaunya.karena dengan melewati jalan raya akan membutuhkan waktu yang sangat lama dibanding melewati gua kerbau ini.

Sementara menurut versi yang kedua; menyebutkan bahwa goa ini dulunya adalah tempat bersembunyi Sultan Aceh dari kejaran tentara Belanda dan portugis. Menurut sumber M. Syarif Aman Mas selaku kepala dusun Gunung Suku Rawe dalam berita yang dikutip http://aceh.tribunnews.com
Gua Loyang Sekam menyimpan catatan sejarah yang selalu dikenang masyarakat Gunung Suku Rawe. Karena di gua itulah, Muhammad Daud Sjah, sultan Aceh terakhir, berdiam selama dalam pelarian dari kejaran Belanda. lebih dari setahun Sultan Daud Sjah berada di sana, di bawah perlindungan dan pengawalan para panglima Gayo dan masyarakat.
Cerita yang didengar turun temurun, Sultan Daud Sjah diselamatkan di sana untuk menghindari kejaran Belanda, setelah jatuhnya Benteng Batee Ilie, Samalanga.
Penulis MH. Gayo dalam “Perang Gayo Alas Melawan Kolonialis Belanda,” (PN. Balai Pustaka, 1983), menjelaskan soal ini lebih rinci. Sultan Aceh diselamatkan ke Tanah Gayo pada 1901-1903, sebelum kemudian sang sultan ditangkap di Pidie dan diasingkan ke Pulau Jawa. Sultan Daud Sjah meninggal di pengasaingan dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Rawamangan, Jakarta Timur.

begitulah versi kedua mengenai Gua Loyang Karo. Sebelum berpetualang, alangkah baiknya untuk beristirahat sebentar di hotel sekitar Aceh Gayo ini.
Goa Loyang Koro berada sekitar 6 km dari kota Takengon. Goa ini terletak di kaki Gunung Birahpayang, sekitar 15 meter dari bibir pantai dengan kedalaman 20 meter.
bagi mereka yang punya jiwa petualang sejati sangat cocok untuk berkunjung ke goa ini. karena gua ini memiliki tempat yang cukup luas, ruangan dalam gua sekitar 30 meter. salah satu sudut gua sebagai ruang tidur sultan. dan dulu dapat tembus ke beberapa tempat.
Untuk mencapai tempat ini, dapat menggunakan mobil, motor, atau kendaraan umum khas Aceh dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit dari kota kabupaten.
Letak mulut goa ini tepat berhadapan dengan danau. Untuk menjelajah masuk goa ini pengunjung terlebih dulu harus melewati jalan setapak yang menurun sekitar 300 meter sambil menikmati pemandangan alam di sekeliling danau.
Begitu masuk ke dalam goa pengunjung akan disambut suasana lengang dan gelap. Butuh penerangan obor atau senter untuk melanjutkan penjelajahan lebih kedalam. Hawa dingin khas goa alam semakin terasa yang mungkin menjadi suasana yang menyenangkan bagi para petualang.


Setelah menikmati pemandangan GOA LOYANG KARO di Aceh Gayo, ada baiknya mencoba kuliner khas Aceh Gayo Dataran tinggi tersebut. 15 Aneka Makanan Khas Gayo yang unik yang wajib dicoba


3. GUA JEPANG

Gua Jepang terletak di Desa Blang Payang, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe Aceh Utara yang dihimpit oleh dua bukit, yaitu Cot Panggoi dan Ramulah.
Sejarah mengatakan bahwa Goa itu dibangun pada tahun 1942. Benteng terakhir Jepang sebelum Sukarno mendeklarasikan Kemerdekaan RI pada 1945. lebar mulut goa sekitar 2 x 3 meter dan panjang 100 meter. model goa Jepang, pada umumnya terdapat ruang pengintaian, logistik, tahanan, ruang makan, dapur dan tempat kamar tidur goa ini dijadikan Bunker pada jaman Jepang dan banyak ditemukan di bibir pantai Lhokseumawe.
Jejak sejarah penjajahan Jepang tersebut berada diatas bukit dengan ketinggian 100 kaki dari permukaan laut. Saat ini, goa itu dijadikan obyek wisata.Dari atas bukit, kita juga dapat menikmati panorama alam senja.
oh ya Sebagian besar bentuk goa dan dindingnya masih tetap dijaga keasliannya lho. walaupun dibeberapa tempat telah di renovasi. Untuk masuk ke obyek wisata itu, pengunjung harus membeli tiket seharga Rp 5.000.
Pengunjung juga dapat menikmati pemandangan kota Lhokseumawe dari atas dapat juga melihat kilang gas (LNG) dan tangki-tangki raksasa milik PT Arun serta perairan Selat Malaka yang terbentang luas.



4. GUA PUTRI PUKES

Menurut cerita pada jaman dahulu, ada seorang gadis cantik menikahi seorang raja.hingga suatu akhir si gadis yang dikenal dengan putri pukes dijemput oleh pengawal kerajaan dirumah orang tuanya untuk dibawa ke kerajaan. dengan rasa sedih si orang tua berkata kepada anaknya "jika engkau sudah pergi dari rumah ini jangan sekali-kali kau menoleh kebelakang"
Singkat cerita dalam perjalanan tanpa menghiraukan perkataan orang tua ia pun menoleh kebelakang. lalu hujan dengan lebat turun dan terbentuklah danau laut tawar, sementara tempat goa putri pukes berteduh, putri pukespun menjadi batu.
Sampai sekarang, batu Putri Pukes masih bisa dilihat.Menurut kepercayaan penduduk setempat, batu tersebut membesar dibawah karena Putri Pukes terus menangis yang menyebabkan air matanya menumpuk di bawah.
Gua Putri Pukes ini pun menjadi tempat wisata dan berada di wilayah Takengon, Aceh Tengah, tidak jauh dari objek wisata Danau Laut Tawar dan Loyang Karo.


Comments