Wisata Watu Goyang Yogyakarta


Sejarah Watu Goyang

Watu Goyang merupakan fenomena yang terjadi secara alami, dimana terdapat dua batu besar yang bertumpuk dan dapat digoyangkan. Batu ini berada di perbukitan sebelah barat daya wilavah dusiun Cempluk, ,Mangunan, Dlingo, Bantul, DJ. Yogyakarta.

Menurut legenda, batu!m ini merupakan tapak tilas dari Sultan Agung ketika mencari tanah untuk pesarean beliau. Kisah ini tercatat dalam buku Riwayat pesarean Imogiri Mataram. Diceritakan bahwa Sultan Agung pergi ke Mekkah dan menemukan tanah yang berbau wangi. Kemudian dilemparkan ke bumi Mataram. Setibanya di Mataram, beliau mencari tanah tersebut dengan berjalan ke arah selatan melewati dumn Rugab’, auédt zirenggo, Watu Pengilon (Dusun Cempluk), Watu Simangu (Dusun Cempluk) dan Pertapaan Bengkung. Sultan Agung tiba di Pertapaan Bengkung saat masuk wakti Sholat, beliau berniat melakukan Sholat tetapi tidak ada air. Beliau menancapkan tongkat di sebelah batu besar dan keluarlah air yang digunakan untuk membersihkan diri/ berwudhu. Setelah melakukan Sholat, kemudian berdoa memohon petunjuk (semedi), akhirnya mendapatkan wangsit ”yang akan menunjukkan tanah yang baunya harum (siti arum) adalah burung merak”.

Sultan Agung berjalan ke arah barat searah terbangnya burung merak. Burung merak hinggap di atas batu. Setelah Sultan Agung tiba di dekat batu itu, burung merak terbang kembali dan mengakibatkan batu itu bergerak (goyang). Sejak saat itu batu tersebut dikenal dengan batu/ Watu Goyang. Burung itu terbang ke barat dan hinggap di bukit dan dinamakan bukit merak. Tanah di bukit tersebut berbau harum, maka dari itu tempat tersebut digunakan sebagai makam Raja-raja Mataram. Makam Raja-raja Mataram dibangun tahun 1632-1640 M.

Wisata Watu Goyang

Puncak Watu Goyang adalah obyek wisata perbukitan baru di desa Mangunan tepatnya berada di pedukuhan Cempluk, Mangunan, Bantul. Desa Mangunan sendiri sudah sangat terkenal dengan berbagai macam wisata gardu pandangnya untuk melihat hijaunya alam Bantul dan menikmati matahari terbit maupun tenggelam seperti di kebun buah Mangunan, Panguk Kediwung, Jurang Tembelan dan lain-lain.

Wisata Puncak Watu Goyang mulai diberdayakan oleh masyarakat sekitar pertengahan tahun 2016 lalu namun baru benar-benar dinikmati beberapa waktu ini dengan pembukaan akses jalan yang dibantu oleh Pemda dan fasilitas lainnya seperti parkir dan WC serta beberapa gazebo. Puncak Watu Goyang dapat dinikmati kapan saja baik pagi, siang maupun malam. Namun untuk lebih afdolnya, datanglah ke puncak Watu Goyang menjelang matahari terbenam karena puncak bukit ini langsung menghadap ke arah barat.

Dekat dengan jalan raya wisata puncak Watu Goyang sangat mudah ditemukan. Rutenya adalah jika dari jalan Imogiri timur langsung arahkan kendaraan menuju desa Mangunan yang satu arah dengan makam raja-raja kesultanan Yogyakarta. Saat menanjak naik perhatikan kiri jalan nanti akan ada papan nama restoran Bumi Langit. Jika telah menemukan papan nama tersebut maka lokasi wisata puncak Watu Goyang sudah dekat.

Menuju lokasi jalan sedikit berbatu namun masih dalam tingkat kewajaran. Untuk lokasi parkir masih berupa tanah luas yang diratakan dengan sengaja yang tentunya licin jika hujan. Parkirkan kendaraan dan langsung saja menuju anak tangga yang dibuat untuk naik ke puncak Watu Goyang. Tidak ada biaya retribusi untuk naik. Pengelola hanya menarik biaya parkir kendaraan yang digunakan.

Dari parkiran hingga puncak membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit. Bukitnya tidak terlalu tinggi dan tangga yang dibuat sudah sangat nyaman untuk pejalan kaki. Sebelum mencapai puncak nanti kita akan menemui persimpangan yang memisahkan dua lokasi berbeda. Jika ke kiri langsung menuju puncak Watu Goyang dan kalau ke kanan akan menuju Watu Lincip yang aksesnya sedikit mblusuk. Sedikit ke timur dari Watu Lincip sudah dibangun gazebo besar untuk menampung pengunjung yang ingin makrab atau camping disana.

Keunikan Watu Goyang

Kenapa bisa dinamakan Watu Goyang? Tentunya ada alasan unik. Alasannya adalah batu yang berada di puncak dapat bergoyang jika disentuh atau dorong. Dan pengelola berkata bahwa goyangannya masih aman. Di sekitar batu tetap ada peringatan untuk tidak menaiki batu tersebut. Pengelola juga berkata bahwa batu tersebut sudah ada sejak dia kecil, sejak tempat tersebut masih hutan yang dianggap angker oleh masyarakat sekitar.

Dipuncak ada tulisan Watu Goyang yang dapat kita gunakan untuk properti swafoto. Nah untuk keunggulannya adalah di puncak Watu Goyang ini kita dapat menikmati pemandangan sekitar Imogiri. Puncak makam raja-raja Imogiri dapat dilihat dari ketinggian. Yang paling menarik tentu saja adalah view matahari terbenam karena puncak bukit Watu Goyang menghadap arah barat. Sayangnya saya kesini saat pagi. Namun tak apa, saya tetap menikmatinya.


Sumber: https://www.ardiankusuma.com/2017/01/wisata-watu-goyang-cempluk-mangunan.html


Comments