Kepulauan Riau Sejarah singkat dan Para Pahlawan yang berjasa

                KEPRI atau Kepulauan Riau yang terdiri dari gugusan pulau tersebar diantara Bangka belitung, Sumatera dan semenanjung Kalimantan.
                Seperti kita ketahui bahwa dalam mempertahankan wilayah suatu daerah itu tidaklah mudah.butuh pengorbanan baik itu jiwa raga materi dan lain sebagainya.
begitu juga dengan Kepri atau Kepulauan riau dimana para pejuang mengorbankan jiwa raga mereka dalam mempertahankan wilayah tersebut. jerih payah perjuangan panjang rakyat dan tokoh-tokoh masyarakat,
              Sehingga akhirnya terbentuklah kepulauan Riau dengan batas wilayah sebagai berikut:
sebelah Utara berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja
Sebelah selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi
Sebelah Timur dengan Malaysia, Brunei, dan Kalimantan Barat
untuk barat berbatasan dengan Singapura, Malaysia dan Provinsi Riau.

              Sehingga terbentuklan provinsi baru yang ke 32 dengan dikeluarkannya kepres tanggal 1 juli 2004 oleh menteri dalam negeri Hari Sabarno dengan melantik Drs.H.Ismeth Abdullah Sebagai Gubernuer Riau dimasa kepresidenan Ibu Megawati Soekarnopoetri.

              Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tanggal 24 September 2002. dengan Disahkan oleh DPR RI dengan hak inisiatif DPR RI melalui suatu proses yang jarang digunakan  oleh badan legislatif sejak zaman Orde baru.




Pahlawan yang berjasa:


1.Sultan Mahmud Riayat Syah


dilahirkan  pada tahun 1760 di Riau Lingga.
wafat pada tanggal 12 Januari 1812.
dan dimakamkan di Daik Lingga di Riau.

              Sultan Mahmud Riayat Syah mendapat pendidikan dari pamannya antara lain Daing Kamboja dan Raja Haji Keberhasilannya diantaranya:
             Perang pertama di Teluk Riau dan Teluk Ketapang Melaka terjadi pada tanggal 6 Januari 1784 Sultan Mahmud Riayat Syah dan pasukannya berhasil mengalahkan Belanda.
            Perang Riau II terjadi pada tahun 1787 Sultan Mahmud Riayat Syah berhasil mengalahkan Belanda dengan bantuan dari tentara kalimantan dengan 7000 prajurit dan 90 kapal perang
Pada tanggal 9 September 1795, pasukan Belanda pun pergi meninggalkan Riau.
Sultan Mahmud Riayat Syah mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 9 November 2017 bersama dengan 3 orang lainnya.

2.Raja Ali Haji


               Lahir di tahun 1808 di Selanggor. Meninggal tahun 1973 di Pulau penyengat dan dimakamkan di pemakaman Engku Putri Raja Hamidah.
Raja Ali Haji (RAH) yang dijuluki sebagai Bapak Bahasa Indonesia  karya sastranya Gurindam Dua Belas
pada 10 November 2004 Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar Pahlawan Nasional
Pada tahun 1845, RAH menjadi penasehat agama di Kesultanan Riau-Lingga

 3.Raja Haji Fisabilillah



              Lahir di Kota Lama, Ulusungai, Riau, 1725 dan meninggal di Ketapang, 18 Juni 1784. Ia dimakamkan di Pulau Penyengat, Indera Sakti, Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.

             Ia terkenal dalam melawan pemerintahan Belanda dan berhasil membangun pulau Biram Dewa di sungai Riau Lama. Karena keberaniannya, Raja Haji Fisabililah juga dijuluki  sebagai Pangeran Sutawijaya di Jambi.

pada tahun 1780, di Malaka Belanda melanggar perjanjian dan terjadilah perang yang di menangkan oleh beliau.

pada tahun 1784,gugur pada saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang

             Pada 11 Agustus 1997 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI  Keppres No. 72/TK/1997 diberi gelar sebagai Pahlawan Nasional atas Jasa – jasanya membela Indonesia, Namanya juga diabadikan sebagai nama bandar udara di Tanjung Pinang, Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah.





Peninggalan Sejarah:



1. Gurindam Dua Belas


merupakan salah satu puisi Melayu lama, hasil karya Raja Ali Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Gurindam ini ditulis dan diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab 1264 Hijriyah atau 1847 Masehi pada saat Raja Ali Haji berusia 38 tahun.

2.Masjid Raya Sultan Riau (Mesjid Penyengat)


dibangun sekitar tahun 1761-1812 oleh Sultan Mahmud

direnovasi oleh Tuan Muda VII Raja Abdurrahman, tahun 1832 dalam bentuk yang terlihat saat ini. Bangunan utama masjid ini berukuran 18 x 20 meter yang ditopang oleh 4 buah tiang beton



3.Meriam Tegak


dari sumber: https://semuatentangprovinsi.blogspot.co.id/2017/09/peninggalan-sejarah-provinsi-kepulauan-riau.html
           Meriam Tegak merupakan salah satu cagar budaya yang ramai dikunjungi orang karena keunikannya. Meriam ini dapat dijumpai di Kecamatan Singkep, wilayah Pulau Singkep di Kepri.
           Meriam ini merupakan warisan sejarah masa lampau yang terletak di kota Dabo Singkep, menyimpan misteri yang belum bisa di tolerir akal sehat manusia, karena dari dulu sampai sekarang meriam tegak ini tidak pernah bisa dicabut oleh manusia (pemerintah daerah juga) walau telah mengerahkan alat berat sekali pun tapi dia tidak bisa tercabut .



4.Bekas Istana Damnah


          Istana  Damnah didirikan pada tahun 1860 M untuk kediaman Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II. Oleh Raja Muhammad Yusuf AI-Ahmadi, Yang Dipertuan Muda Riau X (1857-1899 M).


5.Kerajaan Riau Lingga


      Tokoh besar di belakang perkembangan pesat bahasa Melayu ini adalah Raja Ali Haji, seorang pujangga dan sejarawan keturunan Bugis.
Kerajaan ini diakui keberadaannya oleh Inggris dan Belanda setelah mereka menyepakati Perjanjian London tahun 1824.
      Bekas Kerajaan Lingga cukup lengkap, diantaranya adalah beberapa bangunan monumental, seperti; mesjid, makam, bekas istana, benteng-benteng pertahanan, dan tinggalan artefaktual lainnya.



6.Benteng Tanah Bukit Cening


          Benteng ini merupakan bangunan tanah yang dibangun dengan meninggikan dan mengeraskan tanah, menyerupai tanggul, berdenah persegi empat, berukuran 32 m X 30 m, tebal sekitar 4 meter dengan ketinggian mencapai 1 – 1,5 m. Disebelah kiri, kanan dan depan benteng ini terdapat parit yang sebagian telah tertutup tanah. Melalui benteng ini pandangan bebas mengawasi daerah sekelilingnya.

benteng ini terdapat sebanyak 19 buah meriam panjang antara 2 – 2,80 meter. Lubang laras berdiameter 8 – 12 cm.



7.Benteng Tanah Kuala Daik


              Masyarakat menyebut tempat ini sebagai Tanjung Meriam Terletak di tepi muara Sungai Daik, sekitar 2 km dari Kampung Cina. Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan sampan.


8.Benteng Tanah di Pabean


            Lebar bangunan tanah saat ini mencapai 4 – 6 meter, dengan tinggi tidak lebih dari 1 meter. terletak di pusat Kota Kecamatan Lingga, di sebelah utara Kantor Kecamatan Lingga dan tidak jauh dari arah aliran Sungai Daik.



9.Benteng Tanah di Pulau Mepar


               Pulau ini terdapat 5 buah bangunan tanah dan beberapa buah meriam yang saat ini terletak di sekitar perkampungan penduduk.
Tiga buah bangunan benteng terletak di selatan pulau, satu di sebelah barat, dan sisanya berada di utara.

Lokasinya di Desa Mepar, Kecamatan Lingga, berjarak sekitar 1 km dari Tanjung Butun.
Untuk mencapai pulau ini waktu tempuh sekitar 15 menit ditempuh dengan menggunakan sampan.



10.Komplek Istana Kantor



Istana Kantor
Istana Kantor adalah istana dari Yang Dipertuan Muda Riau VIII Raja Ali (1844-1857), atau juga yang disebut dengan Marhum Kantor. Selain digunakan sebagai kediaman, bangunan yang dibangun pada tahun 1844 ini juga difungsikan sebagai kantor oleh Raja Ali.

                 Istana Kantor berukuran sekitar 110 m2 dan menempati areal sekitar satu hektar yang seluruhnya dikelilingi tembok. Bangunan dan puing yang masih ada memperlihatkan kemegahannya pada masa lalu.

Gedung ini sengaja didesain khusus agar tahan dari pengaruh cuaca lembab dan basah. Untuk itu, mulai dari pondasi sampai atap bangunan dibuat menggunakan beton dan ukuran dinding dibuat melebihi ketebalan bangunan biasa. Sehingga, bubuk mesiu yang tersimpan di dalam bangunan kualitasnya tetap terjaga. Pada sisi kanan dan kiri gedung dilengkapi dengan jendela kecil yang dipasang jeruji besi. Pada zaman dahulu, jendela tersebut berfungsi untuk memberi cahaya masuk ke dalam bangunan.

Istana Kantor[sunting | sunting sumber]
Istana Kantor adalah istana dari Yang Dipertuan Muda Riau VIII Raja Ali (1844-1857), atau juga yang disebut dengan Marhum Kantor. Selain digunakan sebagai kediaman, bangunan yang dibangun pada tahun 1844 ini juga difungsikan sebagai kantor oleh Raja Ali.

Istana Kantor berukuran sekitar 110 m2 dan menempati areal sekitar satu hektar yang seluruhnya dikelilingi tembok. Bangunan dan puing yang masih ada memperlihatkan kemegahannya pada masa lalu.


11.Benteng Pertahanan Bukit Kursi



Bukit kursi
                Pulau Penyengat dijadikan sebagai benteng pertahanan kerajaan dari serangan Belanda pada tahun 1782. Bukit kursi ini merupakan salah satu bukti kekuatan kerajaan Riau-Lingga yang kala itu dipimpin Raja Haji Fisabilillah Yang Dipertuan Muda Riau IV.

                Benteng Pertahanan Bukit Kursi dibangun pada masa pemerintahan Raja haji. Pada masa itu Raja Haji menjadikan pulau penyengat sebagai basis pertahanan. Benteng ini disebut sebagai benteng yang modern pada zamannya. Dari atas bukit ini kita dapat melihat pemandangan kota tanjungpinang yang indah.

                Bekas benteng pertahanan bangsa melayu saat melawan belanda. Wujud bangunan bentengnya memang sudah tidak ada. Yang tersisa tinggal sejumlah meriam ukuran besar, parit pertahanan, dan sebuah bangunan yang dulu difungsikan sebagai gudang mesiu.


12.Balai Adat Pulau Penyengat



Balai Adat Melayu
                 Bangunan bangsal besar yang dulunya oleh pemerintah setempat digunakan untuk acara acara kebudayaan. Dibangunan ini terdapat pelaminan Melayu sehingga pengunjung bisa berphoto di atas pelaminan tersebut. Dibawah Balai Adat terdapat sebuah sumur yang airnya bening dan rasanya tawar. Inilah bukti legenda yang dahulu orang mengenal pulau Penyengat sebagai Pulau Air tawar.

                 Balai Adat Pulau Penyengat adalah replika rumah adat Melayu yang pernah ada di Pulau Penyengat. Bangunan Balai Adat merupakan rumah panggung khas Melayu yang terbuat dari kayu. Balai Adat difungsikan untuk menyambut tamu atau mengadakan perjamuan bagi orang-orang penting.

                  Di dalam gedung, kita dapat melihat tata ruang dan beberapa benda perlengkapan adat resam Melayu, serta berbagai perlengkapan atraksi kesenian yang digunakan untuk menjamu tamu-tamu tertentu.

                Di bagian bawah Balai Adat ini terdapat sumur air tawar yang konon sudah berabad lamanya dan sampai sekarang airnya masih mengalir dan dapat langsung diminum.


13.Kawasan Pecinaan Senggarang


               Kawasan ini merupakan kawasan yang religius bagi umat Budha. Di kawasan ini terdapat beberapa kelenteng yang dinilai magis menurut kepercayaan umat Budha. Kelenteng Su Te Kong, merupakan kelenteng dewa api, Kelenteng Marko. Merupakan kelenteng dewa Laut, Kelenteng Tay ti kong, merupakan kelenteng dewa tanah Di kawasan senggarang juga terdapat patung-patung budha, patung-patung ini mempunyai daya tarik tersendiri.


14.Prasasti Pasir Panjang


              Prasasti Pasir Panjang yang terletak di Desa Meral, Kabupaten Karimun Provinsi Kepualuan Riau; berada dikawasan PT Karimun Granit harus minta ijin lebih dulu pada petugas jaga.
               Prasasti Pasir Panjang merupakan peninggalan bersejarah berupa batu tertulis. Tulisan yang terdapat pada batu ini terdiri dari tiga baris.
              Tulisan yang tertera merupakan aksara nagari dan berbahasa Sansekerta yang berbunyi “Mahayunika Galagantricacri”. Dari tulisan yang terdapat pada batu ini para ahli menyimpulkan bahwa tulisan itu mengandung arti “Pemujaan  kepada Sang Budha melalui Tapak KakiNya”. Prasasti ini dipercaya berasal dari abad IX-X Masehi. Sementara itu ada juga yang berpendapat berasal dari abad ke XI dan XII.

                Prasasti Pasir Panjang terletak di lereng bukit batu granit di wilayah Desa Pasir Panjang. Prasasti ini ramai dikunjungi oleh turis dalam dan luar negeri. Bahkan banyak para peneliti yang mempelajarinya. Di samping itu prasasti tersebut dianggap tempat keramat bagi umat Budha sehingga ramai orang Tionghoa yang datang berziarah guna keselamatan dan meminta berkah. Prasasti ini merupakan potensi wisata yang sudah dikembangkan dan dikelola oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Karimun.


15.Mushaf al-Quran


                 Terdapat dua buah al-Quran tulisan tangan yang tersimpan di dalam Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat. Salah satu yang diperlihatkan kepada pengunjung adalah hasil goresan tangan Abdurrahman Stambul, seorang penduduk Pulau Penyengat yang dikirim oleh Kerajaan Lingga ke Mesir untuk memperdalam ilmu Agama Islam, sekembalinya dari belajar dia menjadi guru dan terkenal dengan "khat" gaya Istambul. Al-Quran ini diselesaikan pada tahun 1867 sambil mengajar. Keistimewaan al-Quran Mushaf Abdurrahman Stambul ini adalah banyaknya penggunaan "Ya Busra" serta beberapa rumah huruf yang titiknya sengaja disamarkan sehingga membacanya cenderung berdasarkan interpretasi individu sesuai akal dan ilmunya.

               Di sisi kiri dan kanan bagian depan masjid terpdat bangunan tambahan yang disebut dengan Rumah Sotoh (tempat pertemuan). Menurut sejarahnya, masjid ini dibangun dengan menggunakan campuran putih telur, kapur, pasir dan tanah liat.


BACA JUGA: Lokasi Wisata exsotic di Riau yang cocok buat para hobi bertualang.



Sumber:






    Baca Juga ARTIKEL TERKAIT LAINNYA:
  • MENGENAL RAJA DEMAK SUNAN PRAWOTO (1546-1549)
  • Sejarah Demak Jateng beserta Para Pejuangnya
  • Sejarah Kota Pangkalan Berandan
  • Sejarah Demarkasi Gebang Pangkalan Berandan
  • Awal Mula PT Pertamina EP Pangkalan Susu
  • Sejarah Awal Mula Kota Pangkalan Susu
  • RAJA PERTAMA BATUBARA
  • Tokoh Pahlawan Raja Abdu'l Jalil
  • Sultan Iskandar Muda
  • Sejarah Kabupaten Asahan beserta Tokoh perjuangannya
  • Pemerintahan Sultan Trenggono ( 1521 – 1546 ) di demak
  • Pahlawan Pati Unus ( 1518 – 1521 ) perjuangan demak
  • pemerintahan Raden Patah ( 1500 – 1518 ) di daerah demak
  • Sejarah Kerajaan Demak dengan peninggalan pra-sejarahnya Mesjid Agung Demak
  • Sejarah Sumatera beserta Tokoh Perjuangannya yang patut untuk di kenali
  • Kepulauan Riau Sejarah singkat dan Para Pahlawan yang berjasa
  • Sejarah BANDUNG singkat beserta Tokoh Pahlawan Perjuangannya.
  • SEJARAH PULAU WEH DAN TOKOH PAHLAWAN ACEH
  • Comments