Wisata Benteng Fort de Kock Di Sumatera Utara



Benteng Fort de Kock adalah bangunan di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Benteng ini menjadi tempat bersejarah atas kegigihan pasukan Paderi yang dipimpin oleh Imam Bonjol dalam melawan pasukan Hindia Belanda. Kisah Awal Benteng Fort de Kock

Benteng Fort de Kock didirikan sekitar tahun 1826 oleh seorang kapten bernama Johan Heinrich Conrad Bauer. Saat itu ia menjadi pemimpin salah satu satuan pasukan tentara Hindia-Belanda di wilayah pedalaman Sumatera Barat.

Dulunya, benteng ini dinamai 'Sterreschans' yang artinya benteng pelindung. Lalu diubah menjadi Fort de Kock yang diambil dari nama lain dari Bukit Jirek. Bukit Jirek adalah nama tempat dimana benteng itu dibangun.

Sejarah Nama Benteng Fort de Kock

Nama tempat itu dibuat oleh Bauer atas penghargaan kepada Hendrik Merkus Baron de Kock. Dia waktu itu menjabat sebagai Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda dan sekaligus menjadi Komandan Militer.

Pada saat Perang Paderi tahun 1803-1838 terjadi pertikaian antara kaum adat yang masih melakukan adat lama dengan Kaum Paderi yang percaya kepada syariat Islam.

Ketika itu terjadi, tentara Hindia-Belanda ikut membantu kaum adat. Mereka dengan bebas mendirikan beberapa benteng di wilayah dataran tinggi Minangkabau untuk mengalahkan Kaum Paderi.

Dua benteng yang mereka bangun adalah benteng Fort de Kock di Bukittinggi dan Fort van der Capellen di Batusangkar. Tetapi ternyata hubungan kaum adat dan Hindia-Belanda tersebut tidak berjalan baik. Kaum adat pun merasa dirugikan karena kerajaan pagaruyung menjadi runtuh.

Benteng Fort de Kock Hancur

Hampir seluruh bangunan di sana hancur dan tidak tersisa. Pemandangan yang tersisa hanya sisa-sisa parit yang pernah ada di sana.

Di atas wilayah benteng ini, saat ini bediri sebuah bangunan yang bercat putih. Bangunan ini digunakan pengunjung untuk melihat pemandangan sekeliling Kota Bukittinggi. Bangunan bercat putih itu juga sering difoto oleh pengunjung jika datang ke sana. Karena bangunan asli dari benteng Fort de Kock sudah hancur dan tidak ada lagi.

Tiket Masuk

tiket masuk seharga Rp 8000. Dengan satu tiket masuk ini saya bisa mengunjungi dan melihat tiga obyek wisata sekaligus yakni Benteng Fort De Kock, Jembatan Limpapeh, dan Taman Marga Satwa Kinantan.

Sumber: http://bobo.grid.id/read/08674010/sejarah-benteng-fort-de-kock-di-bukittinggi?page=all



    Baca Juga wisata Sumatera Barat Lainnya
  • Wisata Kapalo Banda Taram Di Sumatera Utara
  • Bukik Bulek Taram Wisata Padang Sumatera Utara
  • Rumah Gadang / Rumah Gadang di Sungai Beringin
  • Wisata Lembah Harau Limapuluh Kota Di Padang Sumatera Utara
  • Jembatan Kelok Sembilan di Sumatera Barat
  • Taman Margasatwa dan Budaya Kinanta Wisata di Sumatera Barat
  • Wisata Museum Bung Hatta Di Sumatera Utara
  • Wisata Janjang Saribu Di Sumatera Utara
  • Wisata Janjang Ampek Puluah Di Sumatera Utara
  • Wisata Lobang Jepang Bukittinggi Di Sumatera Utara
  • Wisata Ngarai Sianok Di Sumatera Utara
  • Wisata Jembatan Limpapeh Di Sumatera Utara
  • Wisata Benteng Fort de Kock Di Sumatera Utara
  • Wisata Jam Gadang Di Sumatera Utara
  • Wisata Masjid Agung Al-Muhsinin Di Sumatera Barat
  • Wisata Kebun Teh Alahan Panjang, Solok Di Sumatera Barat
  • Wisata Danau Dieteh dan Danau Dibawah Di Sumatera Barat
  • Wisata Danau Talang – Solok Di Sumatera Barat
  • Wisata Air Terjun Sarasah Batimpo Di Sumatera Barat
  • Wisata Air Terjun Kapalo Banda Koto Hilalang Di Sumatera Barat
  • Wisata Danau Singkarak Di Sumatera Barat
  • Wisata Rumah Pohon, Laing Park, Solok Di Sumatera Barat
  • Wisata Puncak Gagoan Di Sumatera Barat
  • Wisata Miniatur Makkah Di Sumatera Barat
  • Wisata Sitinjau Lauik Di Sumatera Barat
  • Wisata museum Adityawarman Sumatera Barat
  • Wisata Pantai Air Manis Sumatera Barat
  • Wisata Pantai Nirwana Sumatera Barat
  • Wisata Pantai Pasir Jambak Sumatera Barat
  • Wisata Pantai Padang Sumatera Barat
  • Wisata Jembatan siti nurbaya Sumatera Barat
  • Wisata Lubuak Rantiang Sumatera Barat
  • Wisata Pantai Carolina Sumatera Barat
  • Comments